Di artikel kali ini saya akan sedikit memberikan informasi mengenai keajaiban alam danau kelimutu. Mungkin belum banyak orang yang tau mengenai keberadaan danau yang satu ini. Danau kalimutu terletak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Berada di puncak gunung yang namanya sama yaitu Gunung Kalimutu.
Keberadaan Danau Kelimutu pertama kali ditemukan pada tahun 1915 oleh seorang Belanda bernama Van Such Telen. Saat itu ia mengatakan pada warga sekitar bahwa dipuncak Gunung Kelimutu terdapat tiga buah danau dengan warna merah, putih dan biru. Warga tak mudah percaya karena tiga warna yang disebutkan Telen sama dengan warna bendera Belanda. Sampai kemudian warga membuktikan sendiri keberadaan Danau Kelimutu.
Keindahan tempat wisata ini semakin populer setelah dirangkum dalam sebuah lukisan karya Y. Bouman pada tahun 1929. Sejak saat itu, keindahan dan keunikan Danau Kelimutu semakin dikenal luas dan mulai banyak dikunjungi wisatawan.
Awal terbentuknya danau ini bermula dari letusan gunung kalimutu pada tahun 1886 silam. Dimana akibat letusan gunung tersebut terbentuklah tiga danau yang berbeda di puncak Gunung Kalimutu, dengan warna air yang selalu berubah. Nama ketiga pulau tersebut yaitu Tiwu Ata Polo dengan airnya yang berwarna merah, Tiwu Ko’o Nuwa Muri dengan airnya yang berwarna biru, dan yang terakhir Tiwu Ata Bupu dengan airnya yang berawarna merah. Namun sejak tahun 1969 warna air dari masing-masing danau sering berubah-ubah, itu di percaya karna di sebabkan oleh letusan gunung pada masa itu.
Pada tanggal 26 Februari 1992, Danau Kelimutu masuk dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu, sebuah taman nasional terkecil dari enam taman nasional yang ada di kawasan Bali dan Nusa Tenggara. Tempat wisata ini berada di puncak Gunung Kelimutu dengan ketinggian 1.690m di atas permukaan laut. Danau Kelimutu terdiri dari tiga buah ‘kubangan’ atau kawah dengan warna yang berbeda-beda.
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, masyarakat sekitar Danau percaya bahwa danau ini merupakan tempat bersemayam jiwa-jiwa dari orang yang meninggal.
Nama ketiga danau ini antara lain Tiwu Ata Mbupu yang menjadi tempat jiwa-jiwa orang tua yang meninggal, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang menjadi tempat jiwa-jiwa orang muda yang meninggal, dan yang terakhir adalah Tiwu Ata Polo yang menjadi tempat jiwa-jiwa orang jahat yang meninggal. Tiwu sendiri dalam bahasa setempat berarti danau.
Dari ketiga danau tersebut, yang paling sering berubah warna adalah Tiwu Nuwa Muri Koo Fai. Menurut warga setempat, hal ini dimungkinkan karena, jiwa yang menempati danau ini masih muda dan labil sehingga mempengaruhi perubahan warna air danau.
Daerah Kelimutu dikelilingi hutan dengan flora endemik yang jarang ditemukan di bagian lain Flores. Selain pohon pinus, ada juga casuarinas, kayu merah, dan edelweiss. Hutan pinus tumbuh subur di ketinggian Gunung Kelimutu. Bagian lain gunung ini kering dengan tanahnya tidak stabil. Masyarakat setempat percaya bahwa Gunung Kelimutu adalah suci dan menyebarkan kesuburan untuk tanah mereka.
Sudah banyak wisatawan lokal maupun asing yang melakukan pendakian, hanya untuk sekedar menikmati keindahan alam yang disuguhkan puncak Gunung Kalimutu. Akses untuk menuju ke Danau Kalimutu bisa di awali dari Koanara desa, di Wolowaru kecamatan terdekat dengan Gunung Kelimutu, dan berjarak sekitar 66 kilometer dari kota Ende, atau 83 kilometer dari Maumere. Moni adalah kota kecil terdekat, berbaring di kaki Gunung Kelimutu. Ini adalah gerbang ke Danau Kelimutu. Jarak antara Moni dan Kelimutu adalah 15 kilometer.