Suku Baduy adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, terletak di pedalaman Banten. Suku Baduy memang salah satu suku yang mempertahankan nilai dan adat-adat leluhurnya. Mereka sedikit terisolir dari dunia luar dan hidup mandiri tanpa sentuhan teknologi.
Bukan tanpa alasan mereka mengasingkan diri dari hiruk-pikuk dunia luar, tapi mereka berusaha menjaga adat dan budaya yang telah diturunkan oleh leluhur mereka, agar nilai-nilai budaya Suku Baduy tetap terjaga.
Suku Baduy terbagi menjadi dua, Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam. Letak perbedaan di antara keduanya sangat jelas terlihat. Misalnya, Baduy Luar sudah membaur dengan masyarakat luar, bahkan ada beberapa yang sudah menggunakan elektronik, walaupun tidak semuanya. Sedangkan Baduy Dalam benar-benar murni menjaga aturan yang diturunkan nenek moyang mereka. Seperti dilarang menikah dengan orang di luar Baduy, tidak menggunakan kendaraan, tidak menggunakan elektronik dan sebagainya.
Ini adalah beberapa fakta menarik mengenai kehidupan Masyarakat Suku Baduy!!!
Perjodohan masih berlaku di Suku Baduy
Layaknya kisah Siti Nurbaya, Suku Baduy masih menganut perjodohan. Para orang tua akan menjodohkan anaknya dengan sesama Suku Baduy. Ketika anak perempuan di Suku Buduy sudah menginjak usia 14 tahun, orang tuanya akan langsung mencarikan sosok lelaki dari Suku Baduy Dalam untuk dijodohkan. Namun, orang tua laki-laki dari Baduy Dalam bebas memilih mana yang cocok untuk dinikahkan dengan anaknya. Namun, Baduy Luar sudah ada yang menikah dengan orang di luar Suku Baduy.
Memiliki cita-cita yang sederhana
Kesederhanaan orang Suku Baduy bukan hanya dari gaya hidupnya saja, melainkan cita-cita mereka pun bisa dibilang sangat sederhana dan mulia. Para orang tua dari Suku Baduy berharap anak-anaknya memiliki cita-cita sebatas membantu orang tuanya berladang. Gak lebih dari itu.
Warna pakaian
Mungkin kamu masih bingung membedakan mana Baduy Luar dan mana Baduy Dalam? Cara membedakannya hanya dari pakaian yang mereka kenakan. Baduy dalam menggunakan baju putih dan kepala ikat putih, sedangkan pakaian Baduy luar berwarna hitam dan biru gelap.
Pu’un sudah dianggap presiden bagi warga Baduy Dalam
Setiap Suku di dunia, tentunya memiliki ketua suku atau ketua adat. Begitu pun dengan Suku Baduy memiliki kepala adat dengan sebutan Pu’un. Pu’un memiliki tingkat derajat yang lebih tinggi dibanding warga lain. Pu’un memiliki wewenang untuk mengatur kapan harus tanam dan kapan harus panen. Orang sakit di Suku Baduy pun dibawa ke Pu’un untuk diobati. Hanya warga-warga Baduy tertentu yang bisa bertemu Pu’un.
Larangan berkunjung selama tiga bulan
Walaupun warga Baduy bukan beragama muslim, namun mereka juga melakukan puasa tiga kali selama satu hingga tiga bulan berturut-turut. Kegiatan puasa ini disebut juga dengan “Kawalu”. Ketika sedang melaksanakan Kawalu, orang-orang dari luar dilarang memasuki wilayah Baduy Dalam, hanya boleh ke Baduy Luar, tapi itu pun dilarang menginap.
Mereka menganggap bahwa Kawalu adalah kegiatan adat yang sakral dan tidak boleh mendapat gangguan dari orang luar. Selama Kawalu, orang Baduy memanjatkan doa untuk para nenek moyang, agar selalu diberi keselamatan dan kesejahteraan.
Ayam adalah makanan yang sangat mewah
Mungkin buat kita, ayam adalah komponen lauk yang paling sering kita makan sehari-hari. Namun, tidak demikian untuk warga Suku Baduy Dalam. Walaupun banyak ayam yang berkeliaran di sekitar kampung, mereka hanya menyantap ayam satu bulan sekali atau pada saat upacara adat.